Renungan

Bukan Salah Mereka, Kawan!

Bukan salah mereka, Kawan
Kalau mereka melulu mencerca
Kalau mereka selalu curiga

Bukan salah mereka, Kawan
Jika karya kita dituduh dusta
Semua pikiran kita terbungkus nista

Bukan pula salah mereka, Kawan
Kala mereka tak ada waktu sisih
Karena mereka pun pasti risih

Puluhan tahun mereka jalani
Dikekang ganasnya tirani
Gelap pekat pembunuhan opini

Ribuan malam mereka lalui
Teriakan mereka tak ada yang peduli
Kebenaran tak pernah ada yang gali

Bukan salah mereka, Kawan
Karena cinta kita pada Ibu Pertiwi yang sama
Tapi cara kita memang beda

Wahai Kawan, ambil substansi
Abaikan celaan yang basi

Tuhan Sang Hakim Maha Adil
Waktu penguak yang benar
Kita wujudkan cita-cita
Kita buktikan kata-kata

Akan jadi salah kita, Kawan
Kalau perjuangan ini kembali terpuruk
Kalau rakyat hidup makin buruk

Tapi yang pasti, ini bukan salah mereka, Kawan …

Rotterdam, 5 Juli 2007
Michael C. Putrawenas

This entry was posted in Contemplations. Bookmark the permalink.
  • Byline

    Michael is a professional leader in the fields of energy investments, complex commercial deals, and sustainability with extensive international experience. His personal interests span from socio-political issues, history, and culture.

  • From the Archives

    Boston’s Lobsters

    Emphatetic seafood lovers must time and again feel sad for their compatriots who are allergic to shellfish as they are denied one of the most beautiful delicacies that planet earth has to offer. Prepared properly, lobster meat is a perfect blend of tender-but-gently-firm texture, unmistakeable aroma of the seas, and a heavenly savory saltiness with the right dash of sweetness – all in that one bite of the white plump of meat just underneath its rugged and thorny exterior.