Oleh: Hellena Souisa

Tunas Sepak Bola Indonesia Menjajal Belanda

Mungkin tidak banyak yang tahu, bahwa sudah sejak Juni 2006 yang lalu, Belanda kedatangan tamu-tamu muda dari Indonesia. Ya, tim nasional PSSI dibawah usia 23 tahun (U-23) saat ini ada di Negeri Kincir Angin, untuk mengikuti serangkaian latihan sekaligus seleksi pemain.

Ditemui hari Sabtu yang lalu usai bertanding melawan tim papan atas liga amatir Belanda, DOS Kampen, asisten manager PSSI Junior U-23, Ahmed Zaki Iskandar menjelaskan, tujuan utama latihan di Belanda adalah untuk mengasah pemahaman strategi dan taktik sepak bola modern dengan formasi 4-4-2. Menurut Zaki, strategi satu-dua kali sentuhan tersebut memang belum populer dan dikuasai insan sepak bola di Indonesia. Namun selama kurang lebih 2 bulan lamanya berlatih di Belanda, dibawah asuhan Foppe de Haan, mantan pelatih dari klub Herenveen dari propinsi Friesland di Belanda utara yang sukses mengantar tim junior Belanda merebut juara Eropa tahun 2006, kemampuan teknis dan fisik pemain telah berkembang pesat.

Selain mengasah strategi, kedatangan tim nasional PSSI U-23 ini juga sekaligus rangkaian proses seleksi pemain. Zaki menjelaskan, setiap dua bulan setiap pemain dievaluasi, apakah performanya sudah memenuhi standar yang dicanangkan tim pelatih. Sampai saat ini sudah ada tiga pemain yang dipulangkan karena tidak lolos seleksi, namun sebagai gantinya akan segera bergabung tiga pemain lain dari Indonesia untuk menggantikan posisi mereka yang sudah pulang.

Pada pertandingan sabtu lalu, tim PSSI U-23 harus puas dengan angka akhir 1-2 untuk kemenangan tim tuan rumah DOS Kampen. Pada babak pertama, tim PSSI U-23 bermain kurang lepas, dan minimnya komunikasi antar lini sehingga organisasi permainan terlihat sedikit berantakan. Di babak ini tim tuan rumah berhasil mencetak dua gol. Permainan yang lebih agresif terlihat pada babak ke-2. Digantinya kapten tim mempengaruhi berjanlannya permainan. Dibawah Kapten Taufig Kasrun, tim PSSI banyak tampil menyerang dan menghasilkan banyak peluang. Pada babak ke-2, memanfaatkan umpan pemain bernomor punggung 3, Zulkifli, Jajang yang bernomor punggung 10 hampir saja merobek gawang tuan rumah. Sayang, tendangannya masih sedikit melebar. Namun tanpa menunggu terlalu lama, di menit ke-33 pemain bernomor punggung 4, Hendra, akhirnya berhasil mencetak satu angka untuk PSSI. Serangan demi serangan terus dilancarkan oleh PSSI setelah gol tersebut, sayangnya tendangan Imam dan Jajang, masing-masing di menit ke-40 dan ke-42 belum membuahkan hasil sampai peluit tanda pertandingan berakhir ditiup.

Mengomentari permainan anak asuhnya, Zaki mengaku performa mereka dibawah standar. ‘’Mereka bermain dibawah standar, dan saya tahu tidak ada alasan untuk performance mereka hari ini. Namun saya pikir mereka lelah, karena dalam tiga minggu terakhir ini mereka bertanding 2 kali seminggu sebagai simulasi kompetisi yang sesungguhnya. Peak performance mereka adalah pada pertandingan ke-3 dan ke-4, sedangkan ini sudah pertandingan yang ke-6’’, jelas Zaki. Dari sembilan kali bertanding, PSSI U-23 mengalami tiga kali kalah, dua kali seri, dan empat kali menang. Belanda dipilih PSSI sebagai tempat berlatih, mengingat prestasi Jong Oranje (timnas sepak bola dibawah 23 tahun) yang baru saja memenangi Piala Eropa Sepak Bola untuk kategori di bawah 23 tahun. Semoga saja pengalaman berlatih di negeri Belanda ini juga berbuah manis untuk tim PSSI U-23.

Bravo Indonesia!!!

 

Den Haag, 20 Agustus 2006,
Hellena Souisa

Foto-foto kontribusi dari www.abudiprasetya.com

Foto: abudiprasetya.com

 

Foto: abudiprasetya.com

 

Foto: abudiprasetya.com

 

Foto: abudiprasetya.com

 

Foto: abudiprasetya.com

This entry was posted in Guest Writers, Indonesia, Miscellaneous, Youth and tagged , , . Bookmark the permalink.
  • Byline

    Michael is a professional leader in the fields of energy investments, complex commercial deals, and sustainability with extensive international experience. His personal interests span from socio-political issues, history, and culture.

  • From the Archives

    Who Knew?

    For all its pivotal utilities, the calendar system also sets benchmarks in our lives so that we can see our life journey in sections like days, months, and years. It enables us to review our past and plan for the future. But most of the time we do not know the full extent of what we do today will bring us in the future. Just like we didn’t know that something small in the past actually brought something we value dearly.